(Bangka, INDONESIAKINI. Id) Masyarakat Indonesia patut berbangga dengan banyaknya suku, agama, budaya dan tradisi yang ada di negeri ini. Dengan keberagaman budaya yang ada menjadikan kehidupan bermasyarakat kita menjadi semakin menarik.
Salah satu tradisi yang rutin di laksanakan masyarakat Tiong Hoa Khususnya di Bangka adalah perayaan malam Pat Ngiat Pan.
Pada hari Selasa (17/09/2024) pukul 18.00 WIB, masyarakat di seputaran kota Sungailiat mengadakan perayaan Pat Ngiat Phan yang bertempat di Vihara Buddhis Svakha, Jalan PBS No. 48, Kelurahan Surya Timur, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Terlihat ribuan pengunjung datang untuk menyaksikan kegiatan ini, kegiatan yang diisi dengan do’a, pertunjukan seni dari anak anak sekolah Minggu Buddhis, tersedia makanan gratis buat pengunjung, atraksi barongsai, dan dihibur penyanyi khusus lagu Mandarin yaitu Steven Hao.
Acara ini juga dihadiri tamu undangan antara lain perwakilan Pembimas Buddha Kanwil Depag Babel, Pembimmas Kantor Depag Bangka, Lurah Surya Timur, Tokoh Agama dan juga Tokoh Masyarakat.
Dalam sambutan mengawali kegiatan, Adly Cundra selaku ketua Vihara Buddhis Svakha mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk mempererat suasana kebersamaan dan kekeluargaan. Sesuai tema kegiatan perayaan Pat Ngiat Pan di Vihara Buddhis Svakha tahun ini yaitu berbagi kebahagiaan dalam kebersamaan.
“Sesuai tema Perayaan Pat Ngiat Pan tahun ini, kami ingin berbagi kebahagiaan kepada semua yang hadir hari ini. Kami berharap melimpahnya kemakmuran dan keberuntungan sesuai dengan makna yang terkandung dalam manisnya kue bulan dalam perayaan ini” terang Adly Cundra.
Masih menurut Adly Cundra, acara malam ini sangat spesial karena acara ini juga sekalian syukuran Ultah Mahaguru, Ultah Vihara Buddhis Svakha ke 28, ultah peresmian GOR Basket ke 8 dan ultah peresmian GOR Badminton ke 2.
Sedangkan peyelenggara Bimas Buddha Bangka, Sarjono, S.Ag, mengatakan bahwa ia sangat bersukur dan berterima kasih kepada semua pihak atas terselenggaranya acara ini.
Acara ini rutin dilakukan setiap tahun oleh Vihara Buddhis Svakha dan beliu juga bangga setiap tahun acara ini semakin ramai dan semakin baik pelaksanaannya.
“Sebagai penyelenggara Bimas Budha, kami menyambut baik kegiatan perayaan Pat Ngiat Pan ini. Saya juga melihat ada banyak stand orang berjualan, kegiatan ini sangat baik untuk menumbuhkan juga UMKM masyarakat sekitar untuk meningkatkan perekonomian,” papar Sarjono, S.Ag.
Sarjono, S.Ag, mengajak masyarakat yang melaksanakan tradisi Pat Ngiat Pan untuk dapat mengambil hikmah dan nilai positif dalam tradisi ini.
“Pada perayaan ini pasti ada kue bulan yang telah menjadi tradisi ribuan tahun, memiliki makna dalam warna dan bentuknya yang bulat. Ini melambangkan kesempurnaan, keutuhan, kebersamaan yang dapat mempretasikan keindahan bulan purnama. Semoga makna ini dapat terukir di dalam hati kita semua,” harap Sarjono, S.Ag.
Seperti diketahui, tradisi Pat Ngiat Pan biasa dilakukan oleh masyarakat Tiong Hoa setiap tanggal 15 bulan 8 tahun Imlek. Legenda berawal saat sang pemanah ulung Hou Yi dan istri tercinta Chang e.
Setelah menelan pil keabadian, Chang e melayang ke khayangan dan menetap di bulan. Hou Yi sebagai suami bersedih ditinggal istri karena tidak bisa ikut kebulan.
Akhirnya para tetangga ikut menghibur Hou Yi yang sedih dengan cara minum minum dan makan kue bulan agar Hao Yi terhibur dan tidak bersedih.