INDONESIAKINI.id||KEBUMEN- BPJS Kesehatan mengajak seluruh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melakukan skrining kesehatan guna mengetahui potensi risiko penyakit yang diderita sejak dini. BPJS Kesehatan saat ini telah mengembangkan layanan skrining riwayat kesehatan yang dapat diakses melalui Aplikasi Mobile JKN, website BPJS Kesehatan, Aplikasi P-Care Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), dan link skrining.
“Skrining riwayat kesehatan ini bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan peserta JKN. Seluruh peserta JKN yang berusia minimal 15 tahun dapat melakukan skrining tersebut dengan mengisi pertanyaan seputar gaya hidup. Skrining kesehatan ini merupakan upaya untuk mendeteksi beberapa penyakit sedini mungkin sehingga segera dapat ditindaklanjuti,” ujar Kepala BPJS Kesehatan Cabang Kebumen, Mujiatin saat berada di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Kebumen pada Rabu (08/01).
Atin mengungkapkan bahwa setiap peserta JKN akan mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan secara komprehensif dan bersifat paripurna terdiri dari promotif (mempertahankan kesehatan), preventif (mencegah penyakit), kuratif (mengembalikan kesehatan), dan rehabilitatif (memulihkan fungsi). Dengan skrining riwayat kesehatan, BPJS Kesehatan mendorong peserta JKN untuk proaktif dalam memantau kondisi kesehatan mereka.
“Skrining ini dilakukan secara rutin satu tahun sekali. Jadi jika tahun ini sudah, maka skrining lagi selanjutnya itu tahun depan. Kami harap masyarakat akan semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan mencegah berbagai penyakit sejak dini,” tuturnya.
Atin menjelaskan, selain bagi peserta JKN yang mendapatkan hasil berisiko, dapat segera melakukan konsultasi ke FKTP terdaftar untuk dilakukan skrining lanjutan atau skrining sekunder. Untuk skrining lanjutan berupa skrining diabetes melitus dan skrining deteksi kanker rahim dan payudara. Pada skrining lanjutan diabetes melitus, dilakukan pemeriksaan Gula Darah Puasa (GDP) dan Gula Darah Postprandial (GDPP) per dua jam bagi peserta berusia lebih dari 15 tahun dan belum terdaftar sebagai peserta Program Rujuk Balik (PRB) atau Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) diabetes melitus. Sementara, untuk skrining deteksi kanker rahim dan payudara diperuntukkan bagi peserta wanita berusia minimal 15 tahun dan sudah menikah, serta pernah melakukan aktivitas seksual.
“Jika hasil skrining memang ada risiko, maka peserta JKN dapat langsung berkunjung ke FKTP. Pengobatan akan lebih mudah apabila dilakukan sedari dini. Tentunya dokter akan melakukan upaya pengobatan sesuai dengan tata laksana medis yang berlaku,” katanya.
Sementara itu, salah satu peserta JKN, Aulia Riska (29) menuturkan bahwa skrining kesehatan sangat membantu dirinya mengetahui kondisi kesehatannya. Menurutnya, proses skrining yang mudah dan cepat membuat dirinya lebih peduli untuk terus menjaga kesehatannya. Ia menambahkan, awalnya ia tidak terlalu peduli terkait pentingnya skrining kesehatan mengingat umurnya masih relatif muda. Namun setelah mendengar informasi dari media sosial akan pentingnya skrining kesehatan, ia pun segera memutuskan untuk melakukan skrining kesehatan.
“Baru saja saya melakukan skrining lewat Aplikasi Mobile JKN. Hanya diminta menjawab pertanyaan seputar gaya hidup kita. Tidak butuh waktu lama, hasilnya langsung keluar. Dari hasil tersebut saya jadi tahu apa yang perlu saya lakukan selanjutnya. Sekarang ini banyak ditemui orang yang meninggal di usia muda karena tidak menyadari dirinya menderita penyakit kronis. Oleh karena itu, tidak ada salahnya kan skrining agar bisa lebih siap mengatasi risiko penyakit. Saya juga mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga kesehatan agar terhindar dari berbagai risiko penyakit,” ujarnya.