Riau  

Warning untuk Komitmen Perusahaan Atas Pengelolaan Lingkungan Hidup

DUMAI – Konflik antara industri dan masyarakat terus terjadi akibat berbagai faktor, seperti perbedaan kepentingan, ketidakpuasan, dan masalah ketenagakerjaan.

Perbedaan kepentingan antara perusahaan dan masyarakat kerap sulit dipertemukan, sementara kesenjangan sosial dan ekonomi menjadi pemicu utama konflik yang tak kunjung terselesaikan.

Ketidakpuasan masyarakat, baik di sekitar kawasan industri maupun di luar area operasional, sering kali dipicu oleh kecemburuan sosial. Selain itu, isu ketenagakerjaan menjadi faktor paling rentan yang memicu ketegangan antara pekerja dan pihak manajemen industri.

Tokoh masyarakat Kecamatan Dumai Barat, Zulkifli, S.Sos, dan Aan, menyoroti meningkatnya tuntutan masyarakat dan pekerja industri dalam beberapa minggu terakhir.

Tuntutan ini banyak disuarakan melalui aksi demonstrasi dan protes terhadap manajemen perusahaan, terutama terkait permasalahan lingkungan dan ketenagakerjaan.

Sejak tahun 2011, masyarakat di Kelurahan Bukit Timah, Purnama, Bangsal Aceh, dan Lubuk Gaung terus merasa resah akibat mobilisasi dan demobilisasi aktivitas industri. Namun, hingga kini, solusi atas pemanfaatan jalan yang telah disepakati bersama belum juga terealisasi. Zulkifli dan Aan kembali mengingatkan bahwa janji-janji yang tidak ditepati hanya akan memperburuk situasi.

“Jika kondisi ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin keresahan masyarakat akan berubah menjadi kemarahan bersama. Kami telah banyak mendengar keluhan, baik dari kalangan pemuda maupun orang tua di Kecamatan Dumai Barat khususnya, dan Kota Dumai pada umumnya,” katanya, Jumat (28/2/2025).

Meskipun peringatan telah berulang kali disampaikan, pihak industri dinilai masih mengabaikan komitmen mereka. Komitmen terhadap pengelolaan lingkungan yang telah disahkan oleh perusahaan harus terus dipertanyakan dan diingatkan, baik kepada perusahaan itu sendiri maupun kepada pemerintah pusat dan daerah.

(Jul Frima)