KERINCI – Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 8 Kerinci, Rasdi, diduga melakukan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP).
Berdasarkan informasi yang beredar, setiap siswa aktif (kelas 11) yang seharusnya menerima bantuan sebesar Rp1.800.000 justru hanya mendapatkan Rp1.600.000. Lebih parahnya lagi, dari keterangan beberapa siswa, jumlah tersebut kembali dipotong oleh pihak sekolah sebesar Rp600.000 dengan alasan untuk kebutuhan sekolah.
“Iya, Bang. Untuk 2024 ini, kami yang menerima bantuan KIP mendapat Rp1.600.000, tetapi dipotong Rp600.000 untuk keperluan sekolah. Jadi, bersihnya kami hanya menerima Rp1.000.000, Bang,” ungkap beberapa siswa.
Tak hanya itu, siswa SMA Negeri 8 Kerinci juga mengeluhkan bahwa rekening untuk menerima dana KIP diduga dikuasai oleh oknum guru berinisial HY.
“Dan buku rekening untuk menerima KIP itu dipegang oleh Pak Yan, operator sekolah. Kami mau minta, tapi tidak dikasih. Kami dan kawan-kawan siap, Bang, untuk bikin surat pernyataan,” ungkap salah satu siswa.
Sementara itu, saat dikonfirmasi pada Senin, 17 Maret 2025, HY membantah tuduhan tersebut dan mengaku hanya sebagai operator biasa.
“Saya tidak mengurus hal tersebut, cuma operator biasa,” elaknya.
Saprudin, Sekjen LSM Gerak, menegaskan bahwa buku tabungan dan ATM milik siswa penerima dana PIP harus dipegang oleh siswa sendiri, bukan oleh pihak sekolah.
“Penyaluran dana PIP dilakukan langsung oleh pusat ke rekening siswa. Selanjutnya, siswa bersama orang tuanya yang menarik dana di bank,” ujar Saprudin.
Ia juga menegaskan bahwa pihak sekolah, termasuk guru maupun kepala sekolah, tidak diperkenankan memegang buku tabungan dan ATM siswa tanpa persetujuan orang tua.
“Tidak dibenarkan hal seperti itu, karena itu rekening siswa,” tegasnya.
Lebih lanjut, Saprudin menyatakan bahwa pihaknya akan melaporkan dugaan pemotongan dana KIP di SMA Negeri 8 Kerinci ke pihak berwajib.
“Dengan bukti yang ada serta keterangan siswa dan wali murid, kami dari LSM Gerak akan segera melaporkan Rusdi selaku kepala sekolah SMA Negeri 8 Kerinci atas dugaan pemotongan dana KIP, serta Hadiyandra yang diduga menguasai dan menggelapkan rekening siswa penerima KIP,” tegasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Kepala SMAN 8 Kerinci, Rasdi belum merespons konfirmasi yang dikirimkan melalui pesan WhatsApp.
(Rendi)