SURABAYA | Ratusan siswa baru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah 5 Pucang Surabaya (Spemma) berkomitmen mencegah aksi kekerasan dan bullying di lingkungan sekolah.
Komitmen ini ditandai dengan deklarasi serta penandatanganan anti kekerasan oleh ratusan siswa baru, kepala sekolah, guru, dan perwakilan komite sekolah di lapangan sekolah, (17/07/24) Rabu.
Ketua Panitia, Balighothul Arofah, menyatakan deklarasi anti kekerasan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan Forum Ta’aruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) bertajuk “Berani Memimpin Diri, Berani Meraih Mimpi” yang diikuti oleh 237 siswa baru Spemma.
“Kegiatan ini berorientasi pada kreativitas tanpa kekerasan, termasuk cyber bullying dan kekerasan seksual yang marak di kalangan pelajar. Kekerasan dalam bentuk apapun adalah salah dan melanggar hukum, tidak sesuai dengan ajaran Islam,” tegas Balighotul.
Untuk mencegah kekerasan dan bullying di sekolah, Spemma rutin melakukan evaluasi, refleksi, kampanye, dan sosialisasi terkait kekerasan.
“Sejauh ini belum ada laporan kekerasan di Spemma. Edukasi ini diberikan kepada semua siswa dari Kelas VII, VIII, hingga IX untuk mencegah kekerasan berlanjut,” tambahnya.
Beryl Tiffany Setyawan, perwakilan siswi baru, mengatakan deklarasi anti kekerasan ini sangat menarik karena mendorong siswa memiliki kesadaran untuk saling mengingatkan dan menjaga agar tidak terjadi kekerasan dan bullying.
“Saya setuju adanya deklarasi anti kekerasan ini karena kekerasan pasti terjadi di masyarakat, terutama di sekolah. Saya punya pengalaman teman yang menjadi korban,” tutup Tiffany.
(nugi)