BOGOR – Tokoh budaya Bogor, M. Agus Panjisusila dari Komunitas Antik Puncak, melontarkan kritik tajam terhadap rencana pembangunan Miniatur Desa Pakuan yang diumumkan Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi dalam peringatan Hari Jadi Bogor ke-543. Menurutnya, proyek ini berpotensi mereduksi makna sejarah dan spiritualitas Pakuan Pajajaran sebagai pusat peradaban Sunda menjadi sekadar objek wisata tematik.
“Pakuan bukan sekadar titik geografis. Ia adalah roh Bogor Raya inti dari peradaban dan identitas urang Sunda,” tegas Agus. Ia mengingatkan agar warisan budaya tidak dijadikan gimik pariwisata yang kehilangan makna, melainkan harus dihidupkan sebagai laku hidup yang autentik.
Agus menyoroti perbandingan dengan Bali, di mana budaya masih menjadi bagian hidup masyarakat, bukan hanya pajangan wisata. Ia pun mendorong pemerintah lebih mendengar aspirasi komunitas adat dan budaya lokal dalam merumuskan kebijakan pelestarian.
Sebagai solusi awal, ia mengusulkan langkah konkret dari lingkup terkecil: seperti mewajibkan pemakaian busana adat Sunda di sekolah-sekolah, mengajarkan tata krama Sunda, serta menghadirkan pelayanan berbudaya di hotel dan restoran.
“Kalau mau bangun kembali Pakuan, mari kita hidupkan spiritnya dalam keseharian. Bukan sekadar bangunan tematik yang mungkin malah menjauh dari nilai aslinya,” pungkas Agus. (Zefferi)