BANGKA – Demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang sangat identik dengan musim hujan.
Penyakit DBD ini telah lama menjadi momok bagi masyarakat di berbagai wilayah terutama di daerah tropis seperti Indonesia.
Di Kabupaten Bangka, sampai minggu ke 6 tahun 2025 tercatat sudah ada 54 orang yang terkena penyakit ini.
Data yang di perolehan bahwa Kecamatan Sungailiat sudah terdapat 19 orang menderita DBD. Selanjutnya Kecamatan Merawang 10 orang, Belinyu terdapat 10 orang, Kecamatan Riau Silip ada 6 orang, Pemali ada 6 orang, Kecamatan Mendo Barat ada 3 orang. Sedangkan 2 Kecamatan lainnya yaitu Puding Besar dan Bakam kasusnya tidak ada.
Boy Yandra, SKM, MPH selaku ketua HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) Provinsi Bangka Belitung yang juga merangkap sebagai Ketua HALKI Kabupaten Bangka mengatakan bahwa Dinas Kesehatan Bangka dan HAKLI Bangka bekerja sama dalam hal penanggulangan DBD ini.
“Dinkes Bangka dan HAKLI melakukan sosialisasi dan juga kami membentuk tenaga jumantik di setiap sekolah baik SD, SLTP dan SLTA dengan harapan siswa melaporkan kepada gurunya bila ditemukan adanya jentik nyamuk. Semakin hari tenaga jumantik ini semakin banyak,” imbuhnya.
Boy Yandra juga berharap dengan pengalaman di tahun 2024 kemarin sebanyak 424 kasus DBD dengan korban jiwa sebanyak 6 orang, kita dapat ambil pelajaran sehingga di tahun 2025 angka tersebut bisa menurun dan tidak ada lagi korban jiwa disebabkan DBD.
“HAKLI Bangka menghimbau kepada masyarakat untuk laksanakan 5 M, yaitu Menguras bak mandi, Menimbun barang bekas yang bisa menampung air yang tidak berguna, Menutup tempat penampungan air sehingga nyamuk tidak mudah bertelur, Menggunakan kelambu dan Menggunakan revelen atau obat nyamuk,” jelas Boy Yandra
Masih menurut Boy Yandra bahwa fase nyamuk demam berdarah menggigit adalah jam 6 sampai jam 8 pagi dan kalau sore jam 3 sampai jam 6 sore. Oleh sebab itu ia menghimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan jam rawan tersebut.
“Tolong disikapi dengan baik jam rawan tersebut. Jaga anak anak kita atau kita sendiri bila tidur degan menggunakan kelambu atau revelen (obat nyamuk),” urainya.
HAKLI menghimbau masyarakat untuk mematuhi himbauan 5M tersebut agar terhindar dari gigitan nyamuk. Jangan lupa juga jika anak demam tinggi selama 2 atau 3 hari tidak sembuh untuk segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.