BANGKA – Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (Hakli) Kabupaten Bangka menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk terus mewaspadai perkembangan sakit deman berdarah di Kabupaten Bangka.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan salah satu cara membersihkan lingkungan di seputaran tempat tinggal kita masing – masing.
Di Kabupaten Bangka, sampai minggu ke 11 tahun 2025 sudah ada 83 orang yang terkena sakit ini dengan tidak ada kasus meninggal dunia. Kasus tertinggi terdapat di Kecamatan Sungailiat dengan 34 kasus.
Adapun rincian penderita demam berdarah di Kabupaten Bangka sampai minggu ke 11 Tahun 2025 adalah sebagai berikut :
Puskesmas Rebo, ada 23 kasus
Puskesmas Sinar Baru, ada 7 kasus
Puskesmas Sungailiat, ada 4 kasus
Puskesmas Batu Rusa, ada 16 kasus
Puskesmas Riau Silip, ada 12 kasus
Puskesmas Pemali, ada 9 kasus
Puskesmas Belinyu, ada 8 kasus
Puskesmas Gunung Muda, ada 6 kasus
Puskesmas Petaling, ada 3 kasus
Puskesmas Penagan, ada 2 kasus
Puskesmas Puding Besar, ada 1 kasus
Puskesmas Bakam, ada 1 kasus.
Boy Yandra, SKM, MPH, sebagai Ketua Hakli Bangka mengingatkan masyarakat untuk bisa menjaga kebersihan lingkungan masing – masing, dan juga segera melaporkan kepada pihak kesehatan terdekat bila ditemukan tanda tanda terkena sakit demam berdarah.
“Hakli Bangka berharap kepada masyarakat untuk selalu mewaspadai demam berdarah ini dengan 5M Plus, yaitu menguras bak mandi, menimbun barang bekas yg dapat menampung air, menutup tempat penampungan air, menggunakan kelambu, dan menggunakan refelen,” imbuhnya.
Boy Yandra juga berujar dan berpesan kepada masyarakat bahwa bila ada gejala demam, mual dan pusing serta ada bintik kemerahan, untuk segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat atau ke dokter.
Ia berharap bila pasien segera ditangani, maka akan dapat mengurangi resiko kematian pada penderita.
“Kita berharap di Kabupaten Bangka tahun 2025 ini tidak ada korban meninggal karena digigit nyamuk demam berdarah. Pada tahun 2024 terdapat 6 orang meninggal dunia,” terang Boy Yandra.
Kita semua berharap tentunya dengan kepedulian kita terhadap kesehatan lingkungan dan sekitar, kita akan terhindar dari demam berdarah.
“Ayo laksanakan Jum’at bersih. Alhamdulillah hampir semua sekolah sudah ada petugas jumantik yang melibatkan siswa. Setiap hari Senin petugas jumantik ini melaporkan ke guru kelas kalau ada ditemui jentik nyamuk untuk selanjutnya laporan diteruskan ke petugas kesehatan terdekat,” imbuh Boy Yandra.